TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Bank Bukopin Tbk Rivan Achmad Purwantono mengatakan KB Kookmin sebenarnya sedang fokus mengembangkan bisnis di tiga negara Asia Tenggara; Kamboja, Vietnam, dan Myanmar. Ketiga negara ini menjadi prioritas di antara 24 negara tempat mereka beroperasi.
Namun, perbankan terbesar asal Korea Selatan itu ternyata melirik ke pasar Indonesia. "Kookmin melihat potensi market yang lebih bagus dari ketiganya adalah Indonesia," kata Rivan dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Senin, 3 Agustus 2020.
Beberapa faktor kemudian menjadi pendorong. Mulai dari porsi kredit di Bukopin yang 57 persen untuk UMKM, 511 jaringan swamitra, hingga 30 ribu Payment Point Online Bank (PPOB). Potensi infrastruktur ini, kata Rivan, menjadi kesempatan baik bagi Kookmin untuk mengembangkan bisnis di tanah air.
Sejak 30 Juli 2020, Penawaran Umum Terbatas ke-5 (PUT V) telah rampung. Kookmin Bank resmi menjadi pemegang saham pengendali di Bukopin dengan kepemilikan saham mencapai 33,9 persen. Porsi kepemilikan naik dari sebelumnya yang hanya 22 persen.
PUT dilakukan karena ada kebutuhan bagi Bukopin untuk meningkatkan rasio kecukupan modal (CAR) mereka. Pada tahun buku 2017, CAR turun mencapai 10,5 persen, di bawah ambang batas 12 persen.